1.1 RELASI
Dalam matematika, relasi berfungsi untuk menyatakan
suatu hubungan tertentu antara dua himpunan. Misalnya hubungan antara siswa
dengan kegemarannya, hubungan orang tua dengan penghasilannya, hubungan anak
dengan mainan kesukaannya, dan sebagainya
1.1.1Pengertian Relasi
Pada suatu hari di kelas VIII-A SMP “Asih Bangsa”, Aam,
Ilham, Trisno, Lisda, dan Siti sedang membicarakan mata pelajaran yang mereka
sukai di sekolah. Matematika, IPA, kesenian, olahraga, IPS, dan PPKn adalah
beberapa mata pelajaran yang mereka sukai saat itu. Aam mengemari pelajaran
IPA, kesenian dan olahraga. Ilham menggemari pelajaran matematika dan olahraga,
Trisno menggemari pelajaran matematika dan IPA, Lisda gemar pelajaran PPKn dan
kesenian, sedangkan Siti gemar pelajaran IPS dan olahraga. Jika kalian
perhatikan, Aam, Ilham, Trino, Lisda, dan Siti merupakan himpunan siswa SMP.
Sedangkan Matematika, IPA, kesenian, olahraga, IPS, dan PPKn merupakan himpunan
mata pelajaran. Himpunan siswa mempunyai hubungan dengan himpunan mata
pelajaran melalui “kegemaran”. Dengan demikian, kata “gemar” merupakan relasi
yang menghubungkan antara himpunan siswa kelas VIII-A dengan mata pelajaran di
sekolah.
Jadi, relasi dari himpunan A ke himpunan B
adalah hubungan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota
himpunan B.
|
Relasi yang menghubungkan himpunan yang satu
dengan himpunan lainnya dapat disajikan dalam beberapa cara, yaitu diagram
panah, diagram kartesius, dan himpunan pasangan berurutan. Perhatikan uraian
berikut ini!
Rani, Dian, Isnie, dan Dila sedang
berbincang-bincang di sebuah taman dekat sekolah. Mereka sedang membicarakan
olahraga kegemarannya masing-masing. Rani menyukai olahraga bulu tangkis dan
basket. Dian menyukai olahraga basket dan atletik, Isnie menyukai olahraga
senam dan Dila menyukai olahraga basket dan tenis meja.
Misalkan himpunan P= {Rani, Dian, Isnie, Dila} dan Q=
{Basket, Bulu Tangkis, Atletik, Senam, Tenis Meja}. Kata “menyukai” adalalah
relasi yang menghubungkan himpunan P dan himpunan Q. Maka relasi tersebut dapat
disajikan dalam bentuk berikut ini :
1.1.1.1 Diagram Panah
Anggota-anggota himpunan P berelasi dengan
anggota himpunan Q dengan relasi “menyukai”. Hal tersebut ditunjukkan dengan
arah panah. Oleh karena itu, diagramnya disebut diagram panah.
Menyukai
![]() |
P Q
|
|
1.1.1.2 Diagram Kartesius
Diagram kartesius merupakan diagram yang
terdiri atas sumbu X dan sumbu Y. Pada diagram kartesius, anggota himpunan P
terletak pada sumbu mendatar (sumbu-X ), sedangkan anggota himpunan Q terletak
pada sumbu tegak (sumbu-Y ). Relasi yang menghubungkan himpunan P dan Q
ditunjukkan dengan noktah atau titik seperti terlihat pada gambar.
Basket
|
![]() |
|
![]() |
|
Volly
|
|
![]() |
|
|
Sepak bola
|
![]() |
|
|
![]() |
Bulu tangkis
|
|
|
|
|
|
Rini
|
Dila
|
Isni
|
vera
|
1.1.1.2
Himpunan Pasangan Berurutan
Selain menggunakan diagram panah dan
kartesius, sebuah relasi yang menghubungkan himpunan yang satu dengan himpunan
lainnya dapat disajikan dalam bentuk himpunan pasangan berurutan. Adapun cara
penulisannya adalah anggota himpunan P ditulis pertama, sedangkan anggota
himpunan Q menjadi pasangannya.
CONTOH :
1.
Tentukanlah relasi yang dapat menghubungkan himpunan P
ke himpunan Q berikut ini!
P = {1, 2, 3, 4,
5} dan Q= {1, 4, 9, 16, 25}
Penyelesaian:
Relasi yang dapat
menghubungkan antara himpunan P ke
himpunan Q adalah “akar dari”.
|
1.1.2
Hasil Kali Kartesius
Dalam suatu relasi tentu saja terdapat dua
buah himpunan yang dihubungkan dengan relasi tertentu dan dapat disajikan dalam
bentuk himpunan berurutan. Misalkan himpunan A= {a, b,c, d} dan himpunan B= {1,
2}. Himpunan pasangan berurutan dari himpunan A dan B yang mungkin adalah: {(a,
1), (a, 2), (b, 1), (b, 2),(c, 1), (c, 2), (d, 1), (d, 2)}.
Himpunan pasangan berurutan seperti itu
merupakan hasil kali kartesius dari himpunan A dan himpunan B Hasil kali ini
biasanya dilambangkan dengan A×B. Secara matematis, hasil kali kartesius antara
himpunan A dan himpunan B dapat ditulis dengan notasi berikut ini.
A×B= {(a, b) |a∈A,b∈B}
1.2 PEMETAAN ATAU FUNGSI
Perhatikan relasi yang dinyatakan dengan
diagram panah di bawah ini:
A
|
B
|
|
![]() |
|
Pada relasi di samping mempunyai ciri:
·
Anggota himpunan A, yaitu: Aris, Bari,Cecep, Darla dan
Fira, semuanya memesan dan masing-masing hanya memesan satu jenis makanan.
Dengan kata lain semua anggota A memesan makanan dan tidak ada yang memesan
lebih dari satu.
·
Secara matematika dikatakan bahwa: setiap anggota
himpunan A dipasangkan dengan anggota himpunan B dan pemasangannya adalah
tepat satu.
·
Relasi yang seperti ini disebut fungsi atau pemetaan
|
Fungsi/pemetaan dari himpunan A ke himpunan
B adalah relasi yang memasangkan setiap anggota himpunan A dengan tepat satu
anggota himpunan B
|
Fungsi f dari himpunan A ke himpunan B
dinotasikan dengan f : A ® B. Himpunan A disebut Daerah asal atau Domain. Himpunan B disebut Daerah
kawan/lawan atau Kodomain. Himpunan
bagian dari himpunan B yang anggotanya dipasangkan dengan anggota himpunan A
disebut Daerah hasil atau Range.
Suatu fungsi f : A ® B dinyatakan dengan
diagram panah sebagai berikut:
![]() |
|
·
Domain fungsi f adalah Df = {a , b , c , d , e}
·
Kodomain fungsi f adalah Kf = {w , x , y , z}
·
Range fungsi f adalah Rf = {w , x , z}
Jika
kita mempunyai himpunan A = { a , b } dan himpunan B = { 1 , 2 }, dimana n(A) =
2 dan n(B) = 2. Berapa banyakkah fungsi yang mungkin dari himpunan A ke
himpunan B tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita buat diagram panah
untuk semua fungsi yang mungkin dari himpunan A ke himpunan B sebagai berikut:
Ternyata jika n(A) = 2 dan n(B) = 2, maka ada
4 fungsi yang mungkin dari himpunan A ke himpunan B.
1.2.3
Korespondensi Satu-Satu
Diagram panah berikut memperlihatkan
terjadinya fungsi dua arah, yaitu f : A ® B dan f : B ® A.
Dua
hal penting mengenai korespondensi satu-satu adalah:
a.
Banyak anggota dua himpunan yang berkorespondensi satu-satu adalah sama
b.
Merupakan fungsi dua arah
Banyak korespondensi satu-satu yang mungkin
terjadi dari himpunan A ke himpunan B dengan n(A) = n(B) = n adalah n X (n - 1)
X (n - 2) X … X 3 X 2 X 1 = n! (dibaca n faktorial)
1.2.4 NILAI FUNGSI
1.2.4.1 Menentukan Nilai Fungsi
Tata cara menentukan nilai fungsi, antara
lain :
a. Untuk melambangkan fungsi kita gunakan huruf
kecil, seperti: f, g, h. Sehingga kita sebut fungsi f, fungsi g, dan fungsi h.
b. Fungsi f dari himpunan A ke himpunan B kita
notasikan dengan f : A ® B atau f : x ® y dengan x Î A dan y Î B (f : x ® y
dibaca ”fungsi f memetakan x ke y”)
c. Penulisan lain dari notasi f : x ® y yaitu
f(x) = y yang disebut sebagai rumus fungsi f
d. Menentukan nilai fungsi yang dinotasikan
dengan f : x ® y atau dirumuskan dengan f (x) = y adalah menentukan nilai y
atau f (x) jika nilai x diberikan.
1.2.4.2 Menentukan Bentuk Fungsi jika Nilai dan Data Fungsi Diketahui
CONTOH :
Fungsi f dirumuskan dengan f (x) = px + q
dengan p dan q bilangan Real. Jika diketahui f (2) = 7 dan f (–1) = 1, tentukan
nilai p dan q serta tulis rumus fungsi f tersebut.
Penyelesaian:
1.2.4.3 Nilai Perubahan Fungsi Jika Variabel Diubah
Perhatikan tabel fungsi f(x) = x2 – x berikut:
Dari tabel tersebut didapat:
Besar perubahan nilai x dari x1 = 0,5 ke x2 = 0,7 adalah Dx = x1 – x2 =
0,7 – 0,5 = 0,2
Besar perubahan nilai f(x) dari f(x1) ke f(x2) adalah Df(x) = f(x2) –
f(x1) = (–0,21) – (–0,25) = 0,04.
1.2.5
MEMBUAT SKETSA GRAFIK FUNGSI ALJABAR
SEDERHANA PADA SISTEM KOORDINAT
Menyusun Tabel Fungsi Aljabar Sederhana
Suatu fungsi f : R ® R yang dirumuskan
dengan:
f(x) = 2x + 6 ® Berbentuk apakah grafik
fungsi di samping ini?
f(x) = x2 + 5x + 4 ® Berbentuk apakah grafik
fungsi di samping ini?
(Catatan:
fungsi f : R ® R adalah fungsi pada bilangan Real)
Fungsi
f(x) = 2x + 6 dan f(x) = x2 + 5x + 4 merupakan contoh fungsi aljabar sederhana.
Salah
satu cara sebelum menggambar grafik suatu fungsi, terlebih dahulu kita tentukan
koordinat beberapa titik yang dilalui grafik dalam bentuk (x , f(x)).
Dengan
tabel, pekerjaan menentukan koordinat titik akan lebih mudah kita sajikan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar