Selasa, 18 Maret 2014

LAPORAN DESAIN KURIKULUM TUGAS PENGEMBANGAN KURIKULUM


ANGGOTA:   Uswatun Hasanah
Fitri Nurnaningsih

“DESAIN KURIKULUM DALAM ORIENTASI SISWA DIDIK”
REFERENSI: Mark K, Smith. 2009.TEORI PEMBELAJARAN DAN PEMBELAJARAN.Jogjakarta. Mirza    Media Pustaka.

ISI BACAAN:
1.   Desain Kurikulum Dalam Orientasi Siswa
Asumsi yang mendasari bahwa desain ini adalah sebuah jalur pendidikan yg diselenggarakan untuk membantu anak didiksehingga pendidikan tidak boleh terlepas dari anak didik.
Anak didik merupakan manusia yang unik karena berdasarkan hasil penelitian bahwa anak adalah makhluk yang berkembang yang memiliki minat dan bakat yang beragam. Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada siswa, Alice Crow ( Crow & Crow, 1995) menyarankan hal – hal sebagai berikut :
1.         Kurikulum harus sesuai dengan perkembangan anak
2.         Isi kurikulum harus mencakup ketrampilan, pengetahuan.
3.         Anak di tempatkan sebagai subyek belajar yang berusaha untuk belajar sendiri.
4.         Di usahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat dan tingkat perkembangan mereka.
Desain kurikulum yang berorientasi pada anak didik, dapat dilihat dari dua perspektif yaitu:
v  Perspektif Kehidupan Anak di Masyarakat ( The Child in Society Perspective )
ü  Menurut Francis Parker:
1.      Hakikat belajar bagi siswa adalah apabila siswa belajar secara riil dari kehidupan mereka di masyarakat
2.      Kurikulum harus dimulai dari apa yang pernah dialami siswa seperti pengalaman dalam keluarga, lingkungan fisik dan lingkungan sosial mereka, serta dari hal-hal yang ada di sekeliling mereka
v   Perspektif Psikologis (The Psychological Curriculum Perspective)
Mengembangkan seluruh pribadi siswa sehingga dapat membentuk manusia yang utuhKurikulum ini menekankan kepada adanya hubugan emosional yang baik antara guru dengan siswa.Menekankan kepada integrasiHarus dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dan utuhLebih ditekankan kepada proses belajarKeberhasilan ditentukan oleh perkembangan anak supaya menjadi manusia yang terbuka dan berdiri sendiriMengevaluasi berbagai kegiatan yang telah dilaksanakanMemberikan kesempatan kepada siswa untuk tumbuh berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
ü  Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum, yaitu:
1.      Subject centered curriculum
Pada subject centered curriculum, bahan atau isi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran  - pisah, misalnya: mata pelajaran sejarah, matematika, kimia, fisika, biologi dan sebagainya. Mata pelajaran - mata pelajaran itu tidak berhubungan satu sama lain. Pada pengembangan kurikulum didalam kelas atau pada kebiasaan belajar mengajar, setiap guru hanya bertanggung jawab pada satu mata pelajaran yang diberikannya.
2.      Correlated Curriculum
Mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah, tapi mata pelajaran ini memiliki kedekatan / dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi ( broadfield ). Mengorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu:
a.       Pendekatan structural, dalam pendekatan ini kajian atau pokok bahasan ditinjau dari beberapa mata pelajaran sejenis misalnya, kajian suatu topik tentang.
b.      Pendekatan fungsional, pendekatan ini didasarkan pada pengkajian masalah yang berarti dalam kehidupan sehari - hari.
c.       Pendekatan daerah, pada pendekatan ini materi pelajaran ditentukan berdasarkan lokasi atau tempat, seperti mengkaji daerah ibu kota ditinjau dari keadaan iklim, sejarah, social budaya, ekonomi dan lain sebagainya.
3.    Integrated Curriculum
Pada organisasi kurikulum yang menggunakan model integrated tidak lagi menampakkan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi. Belajar berangkat dari suatu pokok masalah yang harus dipecahkan. Masalah tersebut kemudian dinamakan unit. Belajar berdasarkan unit bukan hanya menghafal sejumlah fakta, akan tetapi juga mencari dan menganalisis fakta sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Belajar melalui pemecahan masalah itu diharapkan perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada segi intelektual saja tetapi seluruh aspek seperti sikap, emosi atau keterampilan.
KOMENTAR:
Fitri: Menurut saya, dalam mendesain sebuah kurikulum, hendaknya hal utama yang perlu dilihat adalah dari prespektif psikologi. Ada banyak konsep pembelajaran dalam ranah psikologi, salah satunya adalah kecemasan. Kecemasan bisa menjadi faktor yg menghalangi siswa dalam pembelajaran dan karenanya perlu mendapat perhatian yg patut di pertimbangkan dalam mendesain kurikulum.
Uswatun: sedangkan menurut saya, pendesainan sebuah kurikulum hendaknya memperhatikan teori pembelajaran yakni model, produk, serta prosesnya. Saya terenyuh ketika membaca kutipan dari CARL ROGERS, “aku ingin belajar ttg pmbelajaran. Tapi,bukan yg tanpa kehidupan, steril dan sia-sia…”












Senin, 10 Maret 2014

LAPORAN FILSAFAT KURIKULUM


·      Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiata pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dipandang sembarangan.
·      Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan–landasan yang kuat, yang didasarkan kepada hasil–hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan kepada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri.
·      Jhon Goodlad menyatakan bahwa filsafat adalah titik awal dalam memutuskan suatu kurikulum dan menjadi basis untuk semua bagian kurikulum. Filsaf at menjadi criteria untuk menentukan tujuan, alat dan hasil dari kurikulum.
·      Smiths, Stanlay dan Shores berpendapat bahwa peranan filsafat dalam mengembangkan kurikulum adalah sebagai berikut: merumuskan tujuan pendidikan, menyeleksi dan mengorganisasikan pengetahuan, serta memformulasikan aktifitas dan proses dasar.
·      Sumber kurikulum ada dua, yaitu titik awal dari pengembangan kurikulum, dan sebagai interpedensi (menghubungkan Antara yang satu dengan yang lainnya).
·      Jhon Dewey menyatakan bahwa bagian dari filsafat adalah menyediakan kerangka kerja atau acuan bagi tujuan, metode dari sekolah (menyediakan pengertian umum tentang kehidupan dan cara berfikir).
·      Menurut Tyler’s filsafat adalah suatu criteria untuk menyusun pendidikan, Tyler’s juga berpendapat bahwa filsafat social dan pendidikan yang dianut oleh suatu sekolah dapat berfungsi sebagai lapisan pertama untuk mengembangkan program–program sekolah, karena itu filsafat pendidikan dalam masyarakat demokrasi secara tegas menekankan nilai-nilai demokrasi disekolah.
  
*      Komentar:
*      Dari berbagai pendangan di atas jelas bahwa filsafat kurikulum adalah sebuah jembatan utama menuju sebuah kebijakan nyata dari sebuah kurikulum dan mempunyai suatu landasan yang kuat untuk mengantarkan kurikulum pada hakikat utamanya. 

Jumat, 07 Maret 2014

MATERI KAPSEL SEMESTER 2



1.1  RELASI
Dalam matematika, relasi berfungsi untuk menyatakan suatu hubungan tertentu antara dua himpunan. Misalnya hubungan antara siswa dengan kegemarannya, hubungan orang tua dengan penghasilannya, hubungan anak dengan mainan kesukaannya, dan sebagainya


1.1.1Pengertian Relasi
Pada suatu hari di kelas VIII-A SMP “Asih Bangsa”, Aam, Ilham, Trisno, Lisda, dan Siti sedang membicarakan mata pelajaran yang mereka sukai di sekolah. Matematika, IPA, kesenian, olahraga, IPS, dan PPKn adalah beberapa mata pelajaran yang mereka sukai saat itu. Aam mengemari pelajaran IPA, kesenian dan olahraga. Ilham menggemari pelajaran matematika dan olahraga, Trisno menggemari pelajaran matematika dan IPA, Lisda gemar pelajaran PPKn dan kesenian, sedangkan Siti gemar pelajaran IPS dan olahraga. Jika kalian perhatikan, Aam, Ilham, Trino, Lisda, dan Siti merupakan himpunan siswa SMP. Sedangkan Matematika, IPA, kesenian, olahraga, IPS, dan PPKn merupakan himpunan mata pelajaran. Himpunan siswa mempunyai hubungan dengan himpunan mata pelajaran melalui “kegemaran”. Dengan demikian, kata “gemar” merupakan relasi yang menghubungkan antara himpunan siswa kelas VIII-A dengan mata pelajaran di sekolah.

Jadi, relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota himpunan B.




Relasi yang menghubungkan himpunan yang satu dengan himpunan lainnya dapat disajikan dalam beberapa cara, yaitu diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan pasangan berurutan. Perhatikan uraian berikut ini!
Rani, Dian, Isnie, dan Dila sedang berbincang-bincang di sebuah taman dekat sekolah. Mereka sedang membicarakan olahraga kegemarannya masing-masing. Rani menyukai olahraga bulu tangkis dan basket. Dian menyukai olahraga basket dan atletik, Isnie menyukai olahraga senam dan Dila menyukai olahraga basket dan tenis meja.
Misalkan himpunan P= {Rani, Dian, Isnie, Dila} dan Q= {Basket, Bulu Tangkis, Atletik, Senam, Tenis Meja}. Kata “menyukai” adalalah relasi yang menghubungkan himpunan P dan himpunan Q. Maka relasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk berikut ini :
1.1.1.1  Diagram Panah
Anggota-anggota himpunan P berelasi dengan anggota himpunan Q dengan relasi “menyukai”. Hal tersebut ditunjukkan dengan arah panah. Oleh karena itu, diagramnya disebut diagram panah.

Menyukai
 






                  P                                                  Q



1.1.1.2  Diagram Kartesius
Diagram kartesius merupakan diagram yang terdiri atas sumbu X dan sumbu Y. Pada diagram kartesius, anggota himpunan P terletak pada sumbu mendatar (sumbu-X ), sedangkan anggota himpunan Q terletak pada sumbu tegak (sumbu-Y ). Relasi yang menghubungkan himpunan P dan Q ditunjukkan dengan noktah atau titik seperti terlihat pada gambar.

Basket


Volly



Sepak bola


Bulu tangkis





Rini
Dila
Isni
vera



1.1.1.2        Himpunan Pasangan Berurutan
Selain menggunakan diagram panah dan kartesius, sebuah relasi yang menghubungkan himpunan yang satu dengan himpunan lainnya dapat disajikan dalam bentuk himpunan pasangan berurutan. Adapun cara penulisannya adalah anggota himpunan P ditulis pertama, sedangkan anggota himpunan Q menjadi pasangannya.

CONTOH :
1.      Tentukanlah relasi yang dapat menghubungkan himpunan P ke himpunan Q berikut ini!
P = {1, 2, 3, 4, 5} dan Q= {1, 4, 9, 16, 25}

Penyelesaian:
Relasi yang dapat menghubungkan antara himpunan P ke himpunan Q adalah “akar dari”.


1.1.2        Hasil Kali Kartesius
Dalam suatu relasi tentu saja terdapat dua buah himpunan yang dihubungkan dengan relasi tertentu dan dapat disajikan dalam bentuk himpunan berurutan. Misalkan himpunan A= {a, b,c, d} dan himpunan B= {1, 2}. Himpunan pasangan berurutan dari himpunan A dan B yang mungkin adalah: {(a, 1), (a, 2), (b, 1), (b, 2),(c, 1), (c, 2), (d, 1), (d, 2)}.
Himpunan pasangan berurutan seperti itu merupakan hasil kali kartesius dari himpunan A dan himpunan B Hasil kali ini biasanya dilambangkan dengan A×B. Secara matematis, hasil kali kartesius antara himpunan A dan himpunan B dapat ditulis dengan notasi berikut ini.
A×B= {(a, b) |aA,bB}







1.2 PEMETAAN ATAU FUNGSI
Perhatikan relasi yang dinyatakan dengan diagram panah di bawah ini:

A
B









Pada relasi di samping mempunyai ciri:
·         Anggota himpunan A, yaitu: Aris, Bari,Cecep, Darla dan Fira, semuanya memesan dan masing-masing hanya memesan satu jenis makanan. Dengan kata lain semua anggota A memesan makanan dan tidak ada yang memesan lebih dari satu.
·         Secara matematika dikatakan bahwa: setiap anggota himpunan A dipasangkan dengan anggota himpunan B dan pemasangannya adalah tepat satu.
·         Relasi yang seperti ini disebut fungsi atau pemetaan

Fungsi/pemetaan dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan setiap anggota himpunan A dengan tepat satu anggota himpunan B
 1.2.1      Domain, Kodomain dan Range
Fungsi f dari himpunan A ke himpunan B dinotasikan dengan f : A ® B. Himpunan A disebut Daerah asal atau Domain. Himpunan B disebut Daerah kawan/lawan atau Kodomain. Himpunan bagian dari himpunan B yang anggotanya dipasangkan dengan anggota himpunan A disebut Daerah hasil atau Range.
Suatu fungsi f : A ® B dinyatakan dengan diagram panah sebagai berikut:


·         Domain fungsi f adalah Df = {a , b , c , d , e}
·         Kodomain fungsi f adalah Kf = {w , x , y , z}
·         Range fungsi f adalah Rf = {w , x , z}
 1.2.2 Banyak Fungsi yg Mungkin antara Dua Himpunan
Jika kita mempunyai himpunan A = { a , b } dan himpunan B = { 1 , 2 }, dimana n(A) = 2 dan n(B) = 2. Berapa banyakkah fungsi yang mungkin dari himpunan A ke himpunan B tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita buat diagram panah untuk semua fungsi yang mungkin dari himpunan A ke himpunan B sebagai berikut:


A
B
A
B
A
B
A
B







I



              II



            III



             IV





Ternyata jika n(A) = 2 dan n(B) = 2, maka ada 4 fungsi yang mungkin dari himpunan A ke himpunan B.

Jika n(A) = m dan n(B) = n, maka banyaknya fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah nm




1.2.3     Korespondensi Satu-Satu
Diagram panah berikut memperlihatkan terjadinya fungsi dua arah, yaitu f : A ® B dan f : B ® A.

A
B
       B
     A

Oval: a
b
c
Oval: 1
2
3
Oval: 1
2
3
Oval: a
b
c
Fungsi f yang demikian disebut fungsi satu-satu atau korespondensi satu-satu
          f: A       B
f: B       A


Dua hal penting mengenai korespondensi satu-satu adalah:
a.    Banyak anggota dua himpunan yang berkorespondensi satu-satu adalah sama
b.   Merupakan fungsi dua arah
Banyak korespondensi satu-satu yang mungkin terjadi dari himpunan A ke himpunan B dengan n(A) = n(B) = n adalah n X (n - 1) X (n - 2) X … X 3 X 2 X 1 = n! (dibaca n faktorial)

1.2.4     NILAI FUNGSI
1.2.4.1 Menentukan Nilai Fungsi
Tata cara menentukan nilai fungsi, antara lain :
a.       Untuk melambangkan fungsi kita gunakan huruf kecil, seperti: f, g, h. Sehingga kita sebut fungsi f, fungsi g, dan fungsi h.
b.      Fungsi f dari himpunan A ke himpunan B kita notasikan dengan f : A ® B atau f : x ® y dengan x Î A dan y Î B (f : x ® y dibaca ”fungsi f memetakan x ke y”)
c.       Penulisan lain dari notasi f : x ® y yaitu f(x) = y yang disebut sebagai rumus fungsi f
d.      Menentukan nilai fungsi yang dinotasikan dengan f : x ® y atau dirumuskan dengan f (x) = y adalah menentukan nilai y atau f (x) jika nilai x diberikan.

CONTOH :
Suatu fungsi f dinotasikan dengan f : x ® 3x + 6
a. Tulis rumus fungsi f
b. Tentukan nilai dari: f (–2), f (0), f (a – 2) dan f (2/3)

Penyelesaian:
a. Notasi fungsi f adalah f : x ® 3x + 6
    Rumus fungsi f adalah f(x) = 3x + 6
b. f (–2) = 3 (–2) + 6 = –6 + 6 = 0
    f (0) = 3 (0) + 6 = 0 + 6 = 6
    f (a – 2) = 3 (a – 2) + 6 = 3a – 6 + 6 = 3a
   f (2/3) = 3 (2/3) + 6 = 2 + 6 = 8

1.2.4.2  Menentukan Bentuk Fungsi jika Nilai dan Data Fungsi Diketahui
CONTOH :
Fungsi f dirumuskan dengan f (x) = px + q dengan p dan q bilangan Real. Jika diketahui f (2) = 7 dan f (–1) = 1, tentukan nilai p dan q serta tulis rumus fungsi f tersebut.
Penyelesaian:
f(x) = px + q
Substitusi p = 2 pada persamaan 2p+q = 7
f(2) = 2p + q = 7
diperoleh 2(2) + q = 7
f(-1) = -p + q = 1
                 4   + q = 7
                              (-)
                         q = 3
          3p + 0 = 6
Jadi nilai p=2 dan q=3
                 p  = 2
Rumus fungsi f adalah f(x) = 2x+3

1.2.4.3  Nilai Perubahan Fungsi Jika Variabel Diubah
Perhatikan tabel fungsi f(x) = x2 – x berikut:

x
x1
0,5
x2
0,7
x3
0,8
x4
1,2
x5
1,5
Tabel di samping ini menunjukkan perubahan nilai x dan nilai f(x). Dari perubahan tersebut dapat ditentukan besar perubahan rata-rata fungsi f
x2
0,25
0,49
0,64
1,44
2,25
-x
-0,5
-0,7
-0,8
-1,2
-1,5
f(x)
-0,25
-0,21
-0,16
0,24
0,75

Dari tabel tersebut didapat:
Besar perubahan nilai x dari x1 = 0,5 ke x2 = 0,7 adalah Dx = x1 – x2 = 0,7 – 0,5 = 0,2
Besar perubahan nilai f(x) dari f(x1) ke f(x2) adalah Df(x) = f(x2) – f(x1) = (–0,21) – (–0,25) = 0,04.

1.2.5        MEMBUAT SKETSA GRAFIK FUNGSI ALJABAR SEDERHANA PADA SISTEM KOORDINAT
Menyusun Tabel Fungsi Aljabar Sederhana
Suatu fungsi f : R ® R yang dirumuskan dengan:
f(x) = 2x + 6 ® Berbentuk apakah grafik fungsi di samping ini?
f(x) = x2 + 5x + 4 ® Berbentuk apakah grafik fungsi di samping ini?
(Catatan: fungsi f : R ® R adalah fungsi pada bilangan Real)
Fungsi f(x) = 2x + 6 dan f(x) = x2 + 5x + 4 merupakan contoh fungsi aljabar sederhana.
Salah satu cara sebelum menggambar grafik suatu fungsi, terlebih dahulu kita tentukan koordinat beberapa titik yang dilalui grafik dalam bentuk (x , f(x)).
Dengan tabel, pekerjaan menentukan koordinat titik akan lebih mudah kita sajikan.