MAKALAH
ORGANISASI KURIKULUM
Dosen
peengajar: Mahfud Effendi
OLEH
USWATUN
HASANAH 201210060311056
FITRI
NURNANINGSIH 201210060311062
KELAS B SEMESTER 4
Jurusan Pendidikan Matematika dan
Komputasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Unuversitas Muhammadiyah Malang
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur atas kehadiran Allah S.W.T, yang mana atas kehendak-Nyalah tugas
berupa makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak, baik keluarga, teman,serta
dosen kami Pak Mahfud Effendi selaku
dosen pengajar mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang telah membantu kami baik langsung maupun
tidak langsung mulai dari materi hingga moril dalam proses penyelesaian tugas
ini.
Sebagai
calon didik, kami menyadari bahwa sangat penting bagi kami untuk memahami dan
mengerti keseluruhan seluk beluk kurikulum. Sebab kami kelak akan menjadi calon
guru yang dimana tentunya kami akan bergelut dengan system kurikulum.
Pengembangan kurikulum merupakan aspek inti untuk terus menciptakan kurkulum
yang sempurna., sesuai dengan perkembangan zaman, serta mampu mencetak generasi
bangsa yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan bangsa. Oleh karena itu,
untuk memenuhi tugas setenga semester ini, kami mengambil pokok bahasa yang
kami rasa cukup penting dalam suatu proses pengembangan kurikulum.
Akhirnya
kami berharap, semoga makalah dengan judul “ Organisasi Kurikulum” ini mampu menjadi titik ukur pemahaman kami
selaku calon guru. Tentang isi dan komponen dalam proses mengembangkan
kurikulum. Aspek-aspek penting dalam organisasi kurikulum dan hal-hal yang
perlu digaris bawahi agar bahan ajar dapat tersampaikan dengan baik kepada
peserta didik. Besar harapan kami akan saran serta kritik dari pembaca terhadap
isi dari tulisan ini, sehingga kami dapat mengevaluasi diri agar dapt menjadi
lebih baik lagi.
Sabtu,
5 april 2014
Penulis
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita
tentu memahami bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam
dunia pendidikan. Tanpa adanya sebuah kurikulum, dipastikan proses pendidikan
tidak akan terarah dan tidak dapat mencapai tujuan awal yang diharapkan.
Gurupun tentunya akan susah menjabarkan urutan cakupan materi pembelajaran yang
diselenggarakan baik berupa alat/media yang digunakan, serta penilaian yang
perlu dilakukan.
Salah
satu hal yang penting dalam sebuah kurikulum adalah pengorganisasian kurikulum.
Organisasi kurikulum itu sendiri adalah struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid.
(Nugriyanto, 1988:111). Menurut Nasution (1982:135), bahwa organisasi kurikulum
adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada
para murid. Dalam struktur program itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
struktur horizontal dan struktur vertical.
Namun demikian, kita
menyadari bahwa cara mengorganisasikan kurikulum itu bermacam-macam. Tidak satu
cara. Masing-masing cara memiliki kekuatan dan kelemahan. Sebagai guru
atau pendidik, Kita pun berperan sebagai pengembang kurikulum yang perlu
memahami dengan baik bagaimana kurikulum diorganisasikan. Oleh karena itu, pada
makalah ini kita akan mempelajari seluk-beluk perngorganisasian kurikulum.
Melalui
organisasi kurikulum ini, guru sebagai pengola pendidikan diharapkan dapat memiliki gambaran yang jelas tentang
tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian
materi, serta peranan guru dan murid dalam rangkaian pembelajaran. Cara
pengembang kurikulum mengorganisasi kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk
atau model kurikulm yang dianutya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan yang akan diteliti dalam
makalah ini adalah.
1. Apakah pengertian
Organisasi Kurikulum?
2. Apa tujuan dari
Organisasi Kurikulum?
3. Apa sajakah bentuk dari
organisasi kurikulum?
4. Factor-faktor apa
sajakah yang ada dalam organisasi
Kurikulum?
5. Prosedur apa sajakah
yang harus ada dalam organisasi kurikulum?
C.
Tujuan
Tujuan
yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian organisasi kurikulum
2. Untuk
mengetahui tujuan organisasi kurikulum
3. Untuk
mengetahui bentuk organisasi kurikulum
4. Untuk
mengetahui factor dalam organisasi kurikulum
5. Untuk
mengetahui prosedur dalam organisasi kurikulum
D.
Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat
sesuatu yang bermanfaat bagi penyusun dan pembaca, baik secara teoritis maupun
praktis. Secara teoritis penyusun atau pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan
yang bisa berguna dalam kehidupan sehari – hari, berkelompok atau
berorganisasi, dan secara praktis penyusun dan pembaca dapat menjadi suatu
acuan yang berguna bagi :
1. Penyusun
a. Menambah pengetahuan
tentang organisasi kurikulum;
b. Mengetahui bagaimana
cara pencapaian tujuan pendidikan melalui organisasi kurikulum;
2. Pembaca
a.
Memberikan informasi tentang organisasi kurikulum dan cara
pencapaian tujuan pendidikan melalui organisasi kurikulum.
E.
Metode
Adapun
metode yang kami lakukan dalam peyusunan makalah ini yaitu dengan menggunakan
metode kepustakaan serta tambahan informasi serta data yang kami himpun dari
internet.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Organisasi Kurikulum
Organisasi
kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran di susun dan di sampaikan
kepada murid – murid, merupakan suatu dasar yang sekali dalam pembinaan
kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak
tercapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya
dan cara menyajikannya kepada murid – murid.
Seorang
ahli berpendapat bahwa, tidak ada organisasi kurikulum yang dapat dianggap
memadai. Namun, ada beberapa konsep daan prinsip yang bisa diterapkan dalam
pengorganisasian kurikulum.(John D.McNeil:1997). Kemudian Caswell dan Campbell
berpendapat bahwa salah satu cara yang akan mempermudah dalam merumuskan
organisasi kurikulu yaitu dengan beberapa criteria berikut:
1.
Kegunaan isi kurikulum dalam
menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang konterporer.
2.
Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan
minat dan kebutuhan para siswa.
3.
Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan
kemampuan, sikap, dan sebagainya, yang di pandang bermanfaat dalam kehidupan
orang dewasa.
4.
Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi
bidang mata pelajaran tertentu.
Dalam
organisasi kurikulum setidaknya mempunyai dimensi pokok. Namun karena tidak
adanya batasan yang tegas terhadap dimensi tersebut terkadang membuat
kebingungan tersendiri bagi para pengembang kurikulum. Terdapat dua dimensi pokok
yaitu dimensi isi dan dimensi pengalaman belajar. Sedangkan Ralph Tyler melihat
dimensi kurikulum dari 2 bentuk hubungan kesempatam belajar yaitu hubungan
vertical dan hubungan horizontal.adapun struktur vertical berkaitan dengan
bagaimana bahan/mata pelajaran diorganisasikan/disusun dalam pola-pola
tertentu. Sedangkan struktur vertical berkaitan dengan system pelaksanaan
kurikulum di sekolah.
Selain dimensi diatas, organisasi kurikulumpun
mempunyai unsur-unsur didalamnya, antara lain:
a)
Konsep,yaitu definisi singkat dari
bebarapa fakta atau gejala.
b)
Generalisasi, yaitu
kesimpulan-kesimpulan yang merupakan kristalisasi dari suatu analisis.
c)
Keterampilan, yaitu kemampuan dalam
merencanakan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun program
yang berkesinambungan.
d)
Nilai-nilai, yaitu norma atau
kepercayaan yang diagungkan untuk mengendalikan perilaku.
B.
Tujuan Organisasi Kurikulum
Karena
kurikulum merupakan rencana untuk keperluan pelajaran anak, maka bahan
pelajaran harus dituangkan dalam organisasi tertentu agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. Organisasi kurikulum dimaksudkan untuk memudahkan anak belajar.
Organisasi atau disain kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang
akan dicapai.
C.
Bentuk-Bentuk Organisasi Kurikulum
Berikut
beberapa bentuk organisasi kurikulum, ada 3 bentuk Organisasi Kurikulum antara lain:
1) Separated
Subject Curriculum (Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran)
Bentuk organisasi kurikulum ini
menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang
terpisah-pisah satu sama lain, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali
sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
a) Ciri-ciri:
· Terdiri atas sejumlah mata pelajaran
yang terpisah satu sama lain, dan masing-masing berdiri sendiri.
· Hanya bertujuan pada penguasaan
sejumlah ilmu pengetahuan dan mengabaikan perkembangan aspek tingkah laku
lainnya.
· Bentuk kurikulum yang tidak
mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tututan dalam masyarakat yang
senantiasa berubah dan berkembang
· Pembelajarannya
banyak menggunakan teknik penuangan.
b) Kelebihan
dan Kelemahan:
Kelebihan:
§ Penyajian bahan pelajaran dapat
disusun secara logis dan sistematis
§ Organisasi kurikulum bentuk ini
sangat sederhana dan tidak terlalu sulit untuk direncanakan, serta mudah
dilaksanakan.
§ Mudah dievaluasi dan dites.
§ Dapat digunakan dari tingkat sekolah
dasar sampai perguruan tinggi.
Kekurangan:
§ Tidak memperhatikan masalah sosial
kemasyarakatan yang dihadapi peserta didik secara faktual dalam kehidupan
sehari-harinya
§ Kurang memperhatikan faktor-faktor
kejiwaan peserta didik.
§ Kurikulum
ini juga tidak mendorong guru-guru mengadakan integrasi dalam berbagaii mata
pelajaran.
2) Correlated
Curriculum (Kurikulum Gabungan)
Model ini mengorelasikan antara mata
pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain, tapi tetap memperhatikan karakteristik
tiap mata pelajaran tersebut. Model ini dibuat guna menyempurnakan model
organisasi kurikulum sebelumnya.
a) Ciri-ciri:
·
Berbagai mata pelajaran dikorelasikan
satu dengan yang lainnya.
·
Meski
guru masih memegang peran penting, namun aktivitas siswa sudah mulai
dikembangkan.
·
Metode
penyampaian menggunakan metode korelasi, meski masih banyak yang menghadapi
kesulitan.
·
Adanya
upaya menyesuaikan mata pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari.
·
Tujuannya
untuk menguasai pengetahuan
·
Peran
peserta didik mulai diaktifkan
·
Penilaian
difokuskan pada domain kognitif.
b) Kelebihan dan Kekurangan:
Kelebihan:
§ Menunjukkan adanya integrasi
pengetahuan kepada peserta didik, yang mana dalam pelajaran disoroti dari
berbagai bidang dan disiplin ilmu.
§ Lebih mengutamakan pada pemahaman
dari prinsip-prinsip daripada pengetahuan (knowledge) dan penguasaan
fakta-fakta.
§ Pengertian dari muris-murid tentang
sesuatu lebih mendalam bila didapat dari penjelasan dari berbagai mata
pelajaran.
Kekurangan:
§ Bahan yang disajikan tidak
berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan minat peserta didik
§
Pengetahuan
yang diberikan tidak mendalam dan kurang sistematis pada berbagai mata
pelajaran.
3) Integrated
Curriculum (Kurikulum Terpadu)
Organisasi ini disusun berdasarkan
analisis kehidupan utama manusia. Integrasi ini dapat tercapai dengan
memusatkan pelajaran pada permasalahan tertentu yang pemecahannya memerlukan
berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran. Dimana mata pelajaran dipusatkan
pada suatu masalah atau unit tertentu. Dengan kata lain integrasi yaitu
perpaduan, koordinasi, harmoni, dan kebulatan
keseluruhan.
a) Ciri-ciri:
· Kurikulum terdiri atas suatu bidang
pengajaran, yang di dalamnya terpadu sejumlah mata pelajaran sejenis dan
memiliki ciri-ciri yang sama.
· Guru berperan selaku guru bidang
studi.
· Dikenalkan berbagai jenis bidang
studi.
b) Kelebihan dan Kekurangan:
Kelebihan:
§ Segala
sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta
yang terlepas satu sama lain
§ Kurikulum
ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan
pada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.
§ Kurikulum
ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.
Kekurangan:
§ Guru-guru
belum disiapkan untuk melaksanakan kurikulum ini
§ Kurikulum
ini dianggap tidak mempunyai organisasi yang logis sistematis
§ Kurikulum
ini memberatkan tugas guru.
D. Faktor Dalam Organisasi Kurikulum
Ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum
yaitu:
a) Ruang Lingkup
Ruang
lingkup kurikulum menunjukkan keseluruhan, keluasan, kedalam dan batas-batas
bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Pemilihan dan penentuan
ruang lingkup bahan pelajaran tentunya harus melibatkan para pakar kurikulum,
pakar filsafat pendidikan, guru bidang studi, pakar psikologi dan sosiologi
serta perlu mendapat masukan dari berbagai pihak sebagai bahan pertimbangan,
serta didukung oleh hasil penelitian yang relevan dan memadai
b) Urutan
Urutan
bahan pelajaran menunjukkan keteraturan bahan yang akan disampaikan kepada
peserta didik. kapan akan disampaikan, yang mana yang akan disampaikan terlebih
dahulu dan yang mana bahan yang akan dipelajari kemudian. Nana Sy.Sukmadinata
(2005) berpendapat bahwa ada beberapa cara untuk menyusun urutan bahan ajar,
yaitu urutan kronologis, kausal, struktural, logis dan psikologis, spiral,
rangkaian kebelkang, dan berdasarkan hirarki belajar.
c) Kesinambungan
Kesinambungan
menunjukkan adanya peningkatan, pendalaman dan perluasan bahan pelajaran sehingga peserta didik dapat
mempelajari bahan yang komplek.
d) Terpadu
Faktor
ini berangkat dari asumsi bahwa bidang-bidang kehidupan memerlukan pemecahan
secara multidisiplin. Untuk mencapai pemahaman yang utuh dan menyeluruh, maka
keterpaduan ini juga harus dilakukan oleh peserta didik melalui pengetahuan
dari berbagai sumber belajar yang saling berhubungan
e) Keseimbangan
Keseimbangan
yang dimaksud adalah keseimbangan isi atau bahan pelajaran dengan keseimbangan proses pembelajaran.
f) Waktu
Distribusi
waktu dapat ditentukan berdasarkan criteria, antara lain tradisi pengalaman pertimbangan
para pengembang kurikulum, nilai manfaat, tingkat kesulitan, dan standar
kompetensi mata pelajaran.
E.
Prosedur Merorganisasi Kurikulum
Ada beberapa cara untuk
mereorganisai kurikulum, diantaranya:
1). Melalui Buku Pelajaran
Buku
belajar merupakan sumber belajar yang penting bagi peserta didik oleh karena
itu buku belajar harus selalu disesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga
guru dapat dengan mudah mereorganisasi kurikulum melalui buku pelajaran.
2). Melalui Cara Tambal Sulam
Dilakukan
dengan mengambil model kurikulum sekolah atau daerah lain yang memiliki
kuruikulum yang lebih baik jika sesuai dengan kondisi dan tujuan maka kurikulum
tersebut dapat dipelajari dan ditambahkan pada kurikulum yang ada.
3).
Melalui Analisis Kegiatan
Dilakukan
dengan menganalisis kegiatan kehidupan orang dewasa dan hasilnya dijadikan
bahan pelajaran untuk peserta didik.
4).
Melalu Fungsi Sosial
Dilakukan
melalui 2 tahap yaitu: Merumuskan strategi sosial dan merumuskan ruang lingkup
fungsi kehidupan sosial berdasarkan criteria tertentu.
5).
Melalui Survey Pendapat
Dilakukan melalui survey terhadap
beberapa pihak
6).
Melalui Studi Kesalahan
Dilakukan
melalui analisis kesalahan dan kekurangan terhadap proses dan hasil kegiatan kurikuler
7).
Melalui Analisis Masalah Remaja
Ross Moaney
menganalisis 330 masalah kebutuhan remaja yang dibagi menjadi 11 kelompok
yaitu: perkembangan jasmani dan kesehatan; biaya hidup dan pekerjaan; kegiatan
sosial dan rekreasi; berkeluarga; hubungan secara psikologis; hubungan pribadi;
moral dan keagamaan; rumah tangga dan kerabat;pendidikan dan kerjasama; penyesuaian
terhadap pekerjaan sekolah.
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah Organisasi kurikulum
merupakan hal yang terpenting dalam mencapai tujuan pendidikan, oleh sebab itu
pengorganisasian dalam kurikulum sangat diperlukan dan diharuskan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Melalui organisasi kurikulum ini,
guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan
program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi,
serta peran guru dan murid dalam rangkaian pembelajaran. Cara
pengembang kurikulum mengorganisasikan kurikulum akan berkaitan pula dengan
bentuk atau model kurikulum yang dianutnya.
Adapun cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan
adalah dengan menyusun struktur program organisasi kurikulum yaitu struktur
vertikal dan struktur horizontal. Struktur horizontal berkaitan dengan
bagaimana bahan/mata pelajaran diorganisasikan/disusun dalam pola-pola
tertentu. Adapun struktur vertikal berkaitan dengan sistem pelaksanaan
kurikulum di sekolah.
Saran
Adapun saran yang ingin
disampaikan adalah :
1. Kepada para pendidik harus mampu
mengorganisasikan kurikulum sehingga tujuan pendidikan bisa dicapai;
2. Kepada para calon pendidik/guru semoga bisa
mengambil pengalaman dari makalah ini mengenai Organisasi Kurikulum dalam
mencapai tujuan pendidikan.
Daftar Pustaka
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution. 1982. Asas-asas Kurikulum. Bandung:
Jemmars.
Arifin, Zainal.( 2012).
Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya