Minggu, 25 Mei 2014

Buat PengKuR tersayang :)

Hai Laporan satu lembar lebih satu yang membuat Gue Bingung mau di apain ? 
judulnya sih " Studi Perbandingan Pengembangan Kurikulum" :3
nah, banyak dari temen kelas nih yang ga paham, itu laporan udah satu lembar lebih satu nyusahin amat dah, bahasanya pun semakin sulit di pahami oleh mahasiswa :D
dan untungnya gue dapat bocoran dari anak kelas C :D
tapi saking santainya nih, tuh laporan udah seminggu yang lalu masih setia ajah di sangkarnya, gak di tengok sama gue :3
padahal ya kelompokan, nah itu dia susahnya kelompokan susah nyatuin pendapat gue sama dia :D
hehe tapi sejauh ini sih lumayan :)
semoga laporan untuk makalah ini bisa ngebuat kita dapat nilai A yaa teman amiin aminn
tolong yang baca aminin yaa :)
hehehe
#Matkul Pengembangan Kurikulum Oleh pak Mahfud 

Jumat, 09 Mei 2014

Saya selalu memberi nilai minimal C pada murid saya, karena jika murid itu gagal, yg mutlak salah bukan saja muridnya, tapi juga bisa gurunya. begitulah perkataan dosen waktu kamis lalu ketika pembekalan Magang. 

Senin, 14 April 2014

LAPORAN KSP PK


KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN
ANGGOTA:   USWATUN HASANAH
  FITRI NURNANINGSIH
ISI BACAAN:
A.    PENGERTIAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).

Ciri-Ciri KTSP yaitu:
1. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan program pendidikan   sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.
2.Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
3.Guru harus mandiri dan kreatif.
4.Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran.
Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1.Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3.Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.

Adapun beberapa Landasan dari KTSP yaitu:
1.UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3.Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4.Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5.Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006

B. PRINSIP-PRINSIP KTSP:
    1.         Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.


                     2.         Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

                     3.         Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

                     4.         Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan   melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan  kemasyarakatan, dunia usaha dan  dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,  keterampilan  berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

                     5.         Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,   bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

                     6.         Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal  dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.


                           7.   Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Makalah Pengembangan Kurikulum UTS tentang Organisasi kurikulum 2013


MAKALAH
ORGANISASI KURIKULUM

Dosen peengajar: Mahfud Effendi





OLEH
USWATUN HASANAH       201210060311056
FITRI NURNANINGSIH     201210060311062

KELAS B SEMESTER 4


Jurusan Pendidikan Matematika dan Komputasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Unuversitas Muhammadiyah Malang
2013/2014








KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Allah S.W.T, yang mana atas kehendak-Nyalah tugas berupa makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak, baik keluarga, teman,serta dosen kami Pak Mahfud Effendi selaku dosen pengajar mata kuliah Pengembangan Kurikulum  yang telah membantu kami baik langsung maupun tidak langsung mulai dari materi hingga moril dalam proses penyelesaian tugas ini.
Sebagai calon didik, kami menyadari bahwa sangat penting bagi kami untuk memahami dan mengerti keseluruhan seluk beluk kurikulum. Sebab kami kelak akan menjadi calon guru yang dimana tentunya kami akan bergelut dengan system kurikulum. Pengembangan kurikulum merupakan aspek inti untuk terus menciptakan kurkulum yang sempurna., sesuai dengan perkembangan zaman, serta mampu mencetak generasi bangsa yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan bangsa. Oleh karena itu, untuk memenuhi tugas setenga semester ini, kami mengambil pokok bahasa yang kami rasa cukup penting dalam suatu proses pengembangan kurikulum.
Akhirnya kami berharap, semoga makalah dengan judul “ Organisasi Kurikulum” ini mampu menjadi titik ukur pemahaman kami selaku calon guru. Tentang isi dan komponen dalam proses mengembangkan kurikulum. Aspek-aspek penting dalam organisasi kurikulum dan hal-hal yang perlu digaris bawahi agar bahan ajar dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta didik. Besar harapan kami akan saran serta kritik dari pembaca terhadap isi dari tulisan ini, sehingga kami dapat mengevaluasi diri agar dapt menjadi lebih baik lagi.


Sabtu, 5 april 2014
Penulis






BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kita tentu memahami bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya sebuah kurikulum, dipastikan proses pendidikan tidak akan terarah dan tidak dapat mencapai tujuan awal yang diharapkan. Gurupun tentunya akan susah menjabarkan urutan cakupan materi pembelajaran yang diselenggarakan baik berupa alat/media yang digunakan, serta penilaian yang perlu dilakukan.
Salah satu hal yang penting dalam sebuah kurikulum adalah pengorganisasian kurikulum. Organisasi kurikulum itu sendiri adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid. (Nugriyanto, 1988:111). Menurut Nasution (1982:135), bahwa organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada para murid. Dalam struktur program itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertical.
Namun demikian, kita menyadari bahwa cara mengorganisasikan kurikulum itu bermacam-macam. Tidak satu cara. Masing-masing cara memiliki kekuatan dan kelemahan. Sebagai guru atau pendidik, Kita pun berperan sebagai pengembang kurikulum yang perlu memahami dengan baik bagaimana kurikulum diorganisasikan. Oleh karena itu, pada makalah ini kita akan mempelajari seluk-beluk perngorganisasian kurikulum.
Melalui organisasi kurikulum ini, guru sebagai pengola pendidikan diharapkan  dapat memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peranan guru dan murid dalam rangkaian pembelajaran. Cara pengembang kurikulum mengorganisasi kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk atau model kurikulm yang dianutya.

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan yang akan diteliti dalam makalah ini adalah.
1.   Apakah pengertian Organisasi Kurikulum?
2.   Apa tujuan dari Organisasi Kurikulum?
3.   Apa sajakah bentuk dari organisasi kurikulum?
4.   Factor-faktor apa sajakah yang ada  dalam organisasi Kurikulum?
5.   Prosedur apa sajakah yang harus ada dalam organisasi kurikulum?

C.     Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah:
1.   Untuk mengetahui pengertian organisasi kurikulum
2.   Untuk mengetahui tujuan organisasi kurikulum
3.   Untuk mengetahui bentuk organisasi kurikulum
4.   Untuk mengetahui factor dalam organisasi kurikulum
5.   Untuk mengetahui prosedur dalam organisasi kurikulum
D.    Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat sesuatu yang bermanfaat bagi penyusun dan pembaca, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis penyusun atau pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan yang bisa berguna dalam kehidupan sehari – hari, berkelompok atau berorganisasi, dan secara praktis penyusun dan pembaca dapat menjadi suatu acuan yang berguna bagi :
1.   Penyusun
a.    Menambah pengetahuan tentang organisasi kurikulum;
b.   Mengetahui bagaimana cara pencapaian tujuan pendidikan melalui organisasi kurikulum;
2.    Pembaca
a.       Memberikan informasi tentang organisasi kurikulum dan cara pencapaian tujuan pendidikan melalui organisasi kurikulum.
E.     Metode
Adapun metode yang kami lakukan dalam peyusunan makalah ini yaitu dengan menggunakan metode kepustakaan serta tambahan informasi serta data yang kami himpun dari internet.


BAB 2
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran di susun dan di sampaikan kepada murid – murid, merupakan suatu dasar yang sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak tercapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid – murid. 

 
         Seorang ahli berpendapat bahwa, tidak ada organisasi kurikulum yang dapat dianggap memadai. Namun, ada beberapa konsep daan prinsip yang bisa diterapkan dalam pengorganisasian kurikulum.(John D.McNeil:1997). Kemudian Caswell dan Campbell berpendapat bahwa salah satu cara yang akan mempermudah dalam merumuskan organisasi kurikulu yaitu dengan beberapa criteria berikut:
1.      Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang konterporer.
2.      Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa.
3.      Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan sebagainya, yang di pandang bermanfaat dalam kehidupan orang dewasa.
4.      Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu.
            Dalam organisasi kurikulum setidaknya mempunyai dimensi pokok. Namun karena tidak adanya batasan yang tegas terhadap dimensi tersebut terkadang membuat kebingungan tersendiri bagi para pengembang kurikulum. Terdapat dua dimensi pokok yaitu dimensi isi dan dimensi pengalaman belajar. Sedangkan Ralph Tyler melihat dimensi kurikulum dari 2 bentuk hubungan kesempatam belajar yaitu hubungan vertical dan hubungan horizontal.adapun struktur vertical berkaitan dengan bagaimana bahan/mata pelajaran diorganisasikan/disusun dalam pola-pola tertentu. Sedangkan struktur vertical berkaitan dengan system pelaksanaan kurikulum di sekolah.
Selain dimensi diatas, organisasi kurikulumpun mempunyai unsur-unsur didalamnya, antara lain:
a)      Konsep,yaitu definisi singkat dari bebarapa fakta atau gejala.
b)      Generalisasi, yaitu kesimpulan-kesimpulan yang merupakan kristalisasi dari suatu  analisis.
c)      Keterampilan, yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang berkesinambungan.
d)     Nilai-nilai, yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan untuk mengendalikan perilaku.




B.         Tujuan Organisasi Kurikulum
            Karena kurikulum merupakan rencana untuk keperluan pelajaran anak, maka bahan pelajaran harus dituangkan dalam organisasi tertentu agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Organisasi kurikulum dimaksudkan untuk memudahkan anak belajar. Organisasi atau disain kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.

C.        Bentuk-Bentuk Organisasi Kurikulum
Berikut beberapa bentuk organisasi kurikulum, ada 3 bentuk Organisasi Kurikulum antara lain:
1)      Separated Subject Curriculum (Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran)
Bentuk organisasi kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
a)      Ciri-ciri:
·      Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, dan masing-masing berdiri sendiri.
·      Hanya bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan dan mengabaikan perkembangan aspek tingkah laku lainnya.
·      Bentuk kurikulum yang tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tututan dalam masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang
·      Pembelajarannya banyak menggunakan teknik penuangan.

b)      Kelebihan dan Kelemahan:
*         Kelebihan:
§  Penyajian bahan pelajaran dapat disusun secara logis dan sistematis
§  Organisasi kurikulum bentuk ini sangat sederhana dan tidak terlalu sulit untuk direncanakan, serta mudah dilaksanakan.
§  Mudah dievaluasi dan dites.
§  Dapat digunakan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
*         Kekurangan:
§  Tidak memperhatikan masalah sosial kemasyarakatan yang dihadapi peserta didik secara faktual dalam kehidupan sehari-harinya
§  Kurang memperhatikan faktor-faktor kejiwaan peserta didik.
§  Kurikulum ini juga tidak mendorong guru-guru mengadakan integrasi dalam berbagaii mata pelajaran.

2)      Correlated Curriculum (Kurikulum Gabungan)
Model ini mengorelasikan antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain, tapi tetap memperhatikan karakteristik tiap mata pelajaran tersebut. Model ini dibuat guna menyempurnakan model organisasi kurikulum sebelumnya.
a)   Ciri-ciri:
·         Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya.
·         Meski guru masih memegang peran penting, namun aktivitas siswa sudah mulai dikembangkan.
·         Metode penyampaian menggunakan metode korelasi, meski masih banyak yang menghadapi kesulitan.
·         Adanya upaya menyesuaikan mata pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari.
·         Tujuannya untuk menguasai pengetahuan
·         Peran peserta didik mulai diaktifkan
·         Penilaian difokuskan pada domain kognitif.
b)  Kelebihan dan Kekurangan:
*            Kelebihan:
§  Menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada peserta didik, yang mana dalam pelajaran disoroti dari berbagai bidang dan disiplin ilmu.
§  Lebih mengutamakan pada pemahaman dari prinsip-prinsip daripada pengetahuan (knowledge) dan penguasaan fakta-fakta.
§  Pengertian dari muris-murid tentang sesuatu lebih mendalam bila didapat dari penjelasan dari berbagai mata pelajaran.
*            Kekurangan:
§  Bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan minat peserta didik
§  Pengetahuan yang diberikan tidak mendalam dan kurang sistematis pada berbagai mata pelajaran.

3)      Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)
Organisasi ini disusun berdasarkan analisis kehidupan utama manusia. Integrasi ini dapat tercapai dengan memusatkan pelajaran pada permasalahan tertentu yang pemecahannya memerlukan berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran. Dimana mata pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau unit tertentu. Dengan kata lain integrasi yaitu perpaduan, koordinasi, harmoni, dan kebulatan keseluruhan.
a)  Ciri-ciri:
·      Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang di dalamnya terpadu sejumlah mata pelajaran sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama.
·      Guru berperan selaku guru bidang studi.
·      Dikenalkan berbagai jenis bidang studi.
b)  Kelebihan dan Kekurangan:
*         Kelebihan:
§  Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain
§  Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan pada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.
§  Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.
*         Kekurangan:
§  Guru-guru belum disiapkan untuk melaksanakan kurikulum ini
§  Kurikulum ini dianggap tidak mempunyai organisasi yang logis sistematis
§  Kurikulum ini memberatkan tugas guru.


D.       Faktor Dalam Organisasi Kurikulum
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum yaitu: 
a)   Ruang Lingkup
Ruang lingkup kurikulum menunjukkan keseluruhan, keluasan, kedalam dan batas-batas bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Pemilihan dan penentuan ruang lingkup bahan pelajaran tentunya harus melibatkan para pakar kurikulum, pakar filsafat pendidikan, guru bidang studi, pakar psikologi dan sosiologi serta perlu mendapat masukan dari berbagai pihak sebagai bahan pertimbangan, serta didukung oleh hasil penelitian yang relevan dan memadai
b)   Urutan
Urutan bahan pelajaran menunjukkan keteraturan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik. kapan akan disampaikan, yang mana yang akan disampaikan terlebih dahulu dan yang mana bahan yang akan dipelajari kemudian. Nana Sy.Sukmadinata (2005) berpendapat bahwa ada beberapa cara untuk menyusun urutan bahan ajar, yaitu urutan kronologis, kausal, struktural, logis dan psikologis, spiral, rangkaian kebelkang, dan berdasarkan hirarki belajar.
c)   Kesinambungan
Kesinambungan menunjukkan adanya peningkatan, pendalaman dan perluasan bahan  pelajaran sehingga peserta didik dapat mempelajari bahan yang komplek.
d)  Terpadu
Faktor ini berangkat dari asumsi bahwa bidang-bidang kehidupan memerlukan pemecahan secara multidisiplin. Untuk mencapai pemahaman yang utuh dan menyeluruh, maka keterpaduan ini juga harus dilakukan oleh peserta didik melalui pengetahuan dari berbagai sumber belajar yang saling berhubungan
e)    Keseimbangan
Keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan isi atau bahan pelajaran  dengan keseimbangan proses pembelajaran.
f)     Waktu
Distribusi waktu dapat ditentukan berdasarkan criteria, antara lain tradisi pengalaman pertimbangan para pengembang kurikulum, nilai manfaat, tingkat kesulitan, dan standar kompetensi mata pelajaran.

E.         Prosedur Merorganisasi Kurikulum
Ada beberapa cara untuk mereorganisai kurikulum, diantaranya:
1). Melalui Buku Pelajaran
              Buku belajar merupakan sumber belajar yang penting bagi peserta didik oleh karena itu buku belajar harus selalu disesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga guru dapat dengan mudah mereorganisasi kurikulum melalui buku pelajaran.
2).  Melalui Cara Tambal Sulam
            Dilakukan dengan mengambil model kurikulum sekolah atau daerah lain yang memiliki kuruikulum yang lebih baik jika sesuai dengan kondisi dan tujuan maka kurikulum tersebut dapat dipelajari dan ditambahkan pada kurikulum yang ada.
3). Melalui Analisis Kegiatan
                        Dilakukan dengan menganalisis kegiatan kehidupan orang dewasa dan hasilnya dijadikan bahan pelajaran untuk peserta didik.
4). Melalu Fungsi Sosial
            Dilakukan melalui 2 tahap yaitu: Merumuskan strategi sosial dan merumuskan ruang lingkup fungsi kehidupan sosial berdasarkan criteria tertentu.
5). Melalui Survey Pendapat
            Dilakukan melalui survey terhadap beberapa pihak
6). Melalui Studi Kesalahan
            Dilakukan melalui analisis kesalahan dan kekurangan terhadap proses dan  hasil kegiatan kurikuler
7). Melalui Analisis Masalah Remaja
            Ross Moaney menganalisis 330 masalah kebutuhan remaja yang dibagi menjadi 11 kelompok yaitu: perkembangan jasmani dan kesehatan; biaya hidup dan pekerjaan; kegiatan sosial dan rekreasi; berkeluarga; hubungan secara psikologis; hubungan pribadi; moral dan keagamaan; rumah tangga dan kerabat;pendidikan dan kerjasama; penyesuaian terhadap pekerjaan sekolah.

PENUTUP

Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah Organisasi kurikulum merupakan hal yang terpenting dalam mencapai tujuan pendidikan, oleh sebab itu pengorganisasian dalam kurikulum sangat diperlukan dan diharuskan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan murid dalam  rangkaian pembelajaran. Cara pengembang kurikulum mengorganisasikan kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk atau model kurikulum yang dianutnya.
Adapun cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan adalah dengan menyusun struktur program organisasi kurikulum yaitu struktur vertikal dan struktur horizontal. Struktur horizontal berkaitan dengan bagaimana bahan/mata pelajaran diorganisasikan/disusun dalam pola-pola tertentu. Adapun struktur vertikal berkaitan dengan sistem pelaksanaan kurikulum di sekolah.

       Saran    
Adapun saran yang ingin disampaikan adalah :
1.       Kepada para pendidik harus mampu mengorganisasikan kurikulum sehingga tujuan pendidikan bisa dicapai;
2.       Kepada para calon pendidik/guru semoga bisa mengambil pengalaman dari makalah ini mengenai Organisasi Kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan.


Daftar Pustaka
Mulyasa, E. 2006.  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution. 1982. Asas-asas Kurikulum. Bandung: Jemmars.
Arifin, Zainal.( 2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya